Jumat, 19 September 2014

Amburadulnyah Pendidikan Endonesiah !

okeh bingung nih mau mulai dari mana,,,? karena judulnya sadja sudah amburadul jadi ya harap maklum klo tata cara penulisannya pun demikian :D. Ini adaah tulisan pertama saya di blog yg dibuat karena desakan alam bawah sadar, lebih tepatnya desakan kecamuk hati mimin, halah...

dari judulnya sadja sudah terlihat kan akan kemana arah dari isi tulisan ini... kemana coba...? , gak tau ya ? okeh kita tanya tas dora,kemana...? yah betul tulisan ini akan mengkritik pendidikan yang sudah dan sedang berjalan di indonesia. Salahnya emang dimana sih sampe harus dikritik ? salahnya terlalu banyak, tapi mari kita bongkar satu persatu. kita bongkar dari jenjang TK - Kuliah ya , cekidot...!

~> Saat TK
Proses pendidikan formal pertama dimulai disini, walaupun tak semua orang mungkin mengalami yang namanya masa TK (Taman Kanak-kanak), karena beberapa orang langsung masuk SD tanpa masuk TK terlebih dahulu. Apa yang salah dari proses pendidikan di saat TK, di jenjang pendidikan ini tidak terlalu banyak salahnya dan kesalahan yg terjadi sering dilakukan oleh "oknum orangtua", kenapa oknum ? ya karena tidak dilakukan oleh semua ortu. namanya sadja TK (Taman Kanak-kanak),jadi biarlah anak - anak bermain dan orang tua jangan dulu ikut campur urusan mereka... hahaha. Maksud dari ikut campur disini adalah menggangu masa bermainnya dengan memasukkan mereka ke berbagai kursus yang belum tentu mereka sukai, tujuannya apa coba masukin anak usia 4-6 tahun ke kursus bahas inggris ? buat pamer ke ibu2 lain...? ckckck, kasian euy .. biarkan mereka bermain dlu, masa kecil cuma sebentar kok, biarkan anak-anak bersenang-senang sesuai porsinya. 

~> Saat SD-SMA
Nah selanjutnya saat SD - SMA, kenapa digabung ? karena masalah yg dikritik di jenjang inih mirip2, jadi kita gabungkan sadja ya (padahal biar gak terlalu banyak...hehehe). Dijenjang ini oknumnya tidak lain dan tidak bukan adalah beberapa oknum guru dkk, siapakah "dkk"(dan kawan-kawan) ini ? bisa dibilang dkk ini oknum kepala sekolah sampai pejabat di dinas.

kritik pertama adalah dari hal yg paling mendasar, yaitu sistem pendidikannya. sistem pendidikan di Indonesia ini menuntut pelajarnya menguasai semua hal dan segala bidang, OMG ! kenapa harus belajar banyak hal yg belum tentu disukai dan belum tentu ilmu itu dibutuhkan nanti kita ketika bekerja dan bertahan hidup.Menurut saya ya boleh lah beberapa ilmu eksak diwajibkan, dan yg terpenting jam pelajaran AGAMA/MORAL diperbayak jammnya, karena tuh yg paling menentukan sikap dan budaya seseorang, pelajaran lainnya gmn ? ya yg lainnya jadi pilihan sadja, mau diambil boleh klo tidak diambil ya berarti harus ambil pelajaran lain yg melatih softskill sesuai pilihan minat dan bakat. 

Hal berikutnya yang harus dikritik adalah NILAI PALSU yg dibagi oleh oknum guru karena tekanan dari pihak kepala sekolah/yayasan & bahkan dari oknum pejabat dinas dan kepala daerah. Ya ini mungkin rahasia umum,  guru ditekan memberikan nilai rata2 yg lumayan agar akreditas sekolah tersebut naik dan agar dinas pendidikan dan kepala daerah di suatu wilayah tsb dianggap berprestasi karena akreditas sekolah  dan tingkat kelulusan tiap sekolah tinggi... TER-LA-LU !. Menurut analisis saya, baiknya standarisasi kelulusan diganti dengan nilai moral lebih dominan, dan standarisasi nilai eksak gak usah tinggi2 amat, dan nilai softskill bisa membantu mendongkrak kelulusan. jadi biarlah guru memberikan nilai tanpa tekanan dari manapun... ituh ! (sambil bergaya ala Mario Teguh)

~> saat Kuliah
Inih dia bahasan yang gue banget, yakan judul blognya juga MAHASISWAserang. Di jenjang ini saya melihat kesalahan yg dilakukan adalah fivety-fivety (50-50) antara mahasiswanya dan juga pihak dosennyah. 
ketika para mahasiswa masih berstatus pelajar, banyak dari mereka yg alasan kuliahnya aneh-aneh bin ajaib. ada yang kuliah ke perguruan/jurusan A karena ngikut temenyah, ada yang kuliah alesannya daripada nganggur di rumah ? , ada yang karena tuntutan CAMER(Calon MERtua) pfft.. kalian lutcu-lutcu :D.

nah, kalo alasan kuliahnya sadja kaya begono, gimana nanti pas kuliahnya ?
banyak mahasiswa yang kuliahnya apah, eh kerjaannya apah? jadi ilmu yg dipelajari jadi sayang kan, tidak dioptimalkan sesuai fungsinya.Dan dosennya, cara ngajarnyah gitu2 aja, monoton, kurang interaktif dan atraktif .Jadi ya harap maklum kalo banyak mahasiswa suka bolos (sesama mahasiswa, mimin belain deh :p)

sudah ah segituh sadja, kalo kebanyakan nanti dikira pakar pendidikan, terus dicari preside buat dijadiin menteri pendidikan lagi... da aku mah apa coba...? cuma mahasiswa yg gak kuliah formal,,, hehehe :)
Harapan mimin, kedepannya ada perubahan signifikan dari sistem pendidikan dan para pendidik di indonesia... Aaaamiiiiin

Tulisan inih tidak sepenuhnya benar, dan tidak sepenuhnya salah, kalau ada yang tersinggung saya senang , karena memang tujuan dari tulisan inih adalah untuk menyinggung :p.

"WAJIB BELAJAR ITUH BUKAN 9 TAHUN,TAPI SEUMUR HIDUP ! INIH HARGA MATI"
BELAJAR BISA DIMANA SADJA, DAN DARI SIAPA SADJA, JANGAN BATASI SUMBER ILMU 

SEKIAN DAN TERIMA KASIHHH

Serang,19 September 2014
Di siang bolong, di sudut meja kantor.
by mimin @mahasiswaserang